World Health Organization (WHO), salah satu organisasi PBB yang bergerak di bidang kesehatan menyebutkan, bersepeda merupakan aktivitas fisik yang murah dan cocok untuk menjaga kesehatan yang bisa dilakukan untuk tujuan kerja, sekolah, dan lainnya. Bahkan studi di Denmark pada tahun 2000 pun mengungkapkan, kegiatan bersepeda ke kantor bisa menurunkan angka kematian sampai 40 persen! Tidak usah diragukan juga kalau sepeda pun telah menjadi salah satu cabang olahraga yang terus dipertandingkan hingga ke tingkat dunia.
Beberapa pesepeda yang pernah mencoba jalur Bandung Utara (jalurnya lumayan ekstrim, baik dari derajat kemiringan maupun jalannya yang offroad) mengatakan, bahwa mereka merasakan kelelahan yang luar biasa dengan berkali-kali berhenti dan menghabiskan berbotol-botol air minum. Pegal-pegal otot pun masih dirasakan hingga berhari-hari setelahnya. Namun setelah dicoba lagi pada jalur yang sama, mereka boleh dikatakan mengalami peningkatan yang berarti. Mereka jarang berhenti, napas sudah tidak terlalu ngos-ngosan, air minum yang di botol boleh dikatakan lebih awet, dan badan pun tidak pegal-pegal setelahnya. Hasilnya, kawan-kawan yang sering bersepeda sebagai sarana olahraga boleh dikatakan jarang sakit jika dibandingkan dengan yang tidak. Bahkan ada yang mengatakan kalau ada dari mereka yang tidak pernah lagi absen.
Manfaat bersepeda bukan hanya dari segi fisik, namun juga mental. Para peneliti menyatakan bahwa aktivitas olah raga yang terbaik adalah gabungan dari olah raga beban seperti fitness dan olah raga gerak seperti bersepeda. Keseimbangan kuantitas dan kualitas dalam melakukan orah raga beban dan olah raga gerak akan menghasilkan pembakaran lemak dan di sisi lain massa otot tubuh bertambah. Tentu saja hal tersebut sangat membantu kita dalam mendapatkan bentuk badan yang ideal.
Bukti menunjukkan bahwa ditinjau dari segi fisik, bersepeda dapat menurunkan resiko kita mengidap penyakit-penyakit akibat dari hipokinetik (hipo = rendah, kinetik = gerak) seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, rapuh tulang, lemah dan kaku otot, serta obesitas. Setiap kali dan bila dilakukan secara teratur, bersepeda akan memperlancar peredaran darah dan membakar lemak. Penelitian menunjukkan bahwa satu jam bersepeda (21 km/jam) dapat membakar lemak hingga sebanyak 612 kalori!
Bersepeda justru dapat meningkatkan stamina tubuh. Kaki kita akan menjadi kuat karena dengan bersepeda tentu saja kita membuat orot-otot kaki, terutama quadricep dan otot calf bekerja. Kaki yang kuat akan sangat membantu kita untuk dapat bergerak ke sana kemari. Kita tidak akan mudah terpeleset ataupun terjatuh, dan jika terjatuh pun risiko kita patah tulang sangatlah kecil.
Di sisi lain, keadaan saat ini di mana tingkat polusi udara sangat tinggi, alternatif berkendara dengan menggunakan sepeda tentu saja lebih bersih dan sehat dibandingkan dengan kendaraan bermotor. Sepeda tidak menghasilkan asap maupun menimbulkan polusi udara, sehingga kita bisa bernapas dengan lebih lega.
Sebuah penelitian di Australia yang dilakukan pada tahun 2004 dan dipublikasikan dalam Health Promotion Journal of Australia menemukan fakta bahwa pengendara sepeda motor adalah penikmat gas beracun paling tinggi dibanding pengguna jalan lainnya. Sebaliknya, pengendara sepeda adalah penikmat polusi terendah meskipun pengendara sepeda menghirup udara tiga kali lebih banyak dibanding pemakai jalan lain. Praktisi kesehatan dari Victoria, Dr. Jan Garrard, menegaskan bahwa pengendara sepeda lebih mampu bertahan dari dampak buruk polusi udara disebabkan kegiatan fisik yang dilakukannya telah menaikkan sistem kekebalan tubuh.
Penelitian lain yang dilakukan University of Roskilde, Department of Environment, Technology and Social Studies Copenhagen, Denmark, juga membuahkan hasil yang serupa. Hasil pengujian terhadap pengendara sepeda dan pengendara mobil ber-AC di Copenhagen menunjukkan bahwa pengendara mobil menghirup udara beracun lebih banyak dibandingkan pengendara sepeda.
Secara mental, bersepeda dapat membahagiakan suasana hati, menekan depresi, dan menumbuhkan rasa percaya diri serta sportivitas. Bahkan bagi para wanita, bersepeda dapat mengurangi keluhan-keluhan pada masa menjelang menstruasi. Bersepeda dengan menjadikannya sebagai aktivitas sosial, yaitu bersepeda dengan orang lain dapat memberikan nilai tersendiri yang berarti dari segi kehidupan sosial kita.
Jadi, kenapa kita harus mencari sarana lain dalam berolah raga (sementara waktu kita tidak cukup atau sebenarnya lebih dari cukup) kalau kita punya sepeda menganggur di rumah?
http://aswi.multiply.com/journal/item/22/Selayang_Pandang_Bike_to_Work_B2W
1 komentar:
ayo dong tulis lg tentang sepeda
Posting Komentar