Rabu, 12 November 2008

Tour de Karangasem 2008

Tgl 8-10 November 2008 gw liburan ke Bali. Lumayanlah buat refreshing dan liat2 bule :D hehehe.....Janjian sm tmn2 b2w chapter bali utk gowes selama di Bali. Lha kok ndelalah bertepatan dg Tour de Karangasem 2008 tgl 9 November 2008. Ya udah lah gw nimbrung sekalian.

Sekitar 100 pesepeda yg ikut dalam tour kali ini. Tour kali ini bertujuan utk ikut mensukseskan baksos yang diadakan oleh RS Sanglah. Klo RS Sanglah mengadakan pengobatan gratis, maka klub-klub sepeda yg ada di bali menyumbang tangki air utk Seraya. Jarak yg akan ditempuh pada tour kali ini diestimasikan sekitar 80km dan diperkirakan selesai pukul 15.00 wita. Start dimulai pukul 06.30 wita. Acara dibuka oleh wakil walikota denpasar. Begitu bendera start dikibarkan mulailah Tour de Karangasem.















Rute pertama adalah melewati kota denpasar utk mengantarkan wakil walikota denpasar kembali ke kediamannya. Setelah itu dilanjutkan melewati baypass menuju Karangasem. Dalam perjalanan peserta disuguhi pemandangan yang indah ala pulau dewata. Kiri kanan banyak dijumpai hutan dan gunung yang menghijau, sebuah pemandangan yg mustahil saya jumpai di surabaya. Pit stop pertama Pura Goa Lawah. Jarak dari start ke Pura Goa Lawah adalah 37,65km dengan waktu tempuh 1 jam 28 menit 35 detik. Trek yang dilewati dari denpasar sampai goa lawah relatih datar diwarnai dengan beberapa tanjakan curam. Peserta dipersilahkan utk istirahat sejenak sambil melepas kepenatan dan panas di pantat :D hehehe.....Bagi yang beragama Hindu dipersilahkan utk beribadah.















Setelah beristirahat sejenak rombongan berangkat menuju Candi Dasa. Dalam perjalanan
peserta disuguhi pemandangan pantai membiru dan hutan menghijau. Rute kali ini mulai berat. Tanjakan mulai banyak dan mulai sedikit jalan datar yg dilewati. Pada rute ini mulai byk sepeda yg di loading ke mobil pick up.
Pit stop kedua di Candi Dasa. Jarak tempuh dari Goa Lawah sampai Candi Dasa 16,15 km dengan waktu ngontel 41 menit 31 detik. Pada pit stop kedua peserta disuguhi jeruk lokal yang manis sekali. Sambil istirahat dan menikmati jeruk kami ebrcerita tentang trek yg baru saja kami lewati.















Setelah istirahat sejenak rombongan melanjutkan perjalanan menuju Amlapura. Perjalan kali ini sungguh menantang. Baru keluar dari Candi Dasa peserta sudah disuguhi tanjakan yang sangat curam dan berkelok-kelok. Semakin banyak saja peserta yg berguguran dan meloding sepedanya ke pick up. Selepas tanjakan yg curah peserta disuguhi turunan yg menyejukkan. Ketika memasuki kota Amlapura peserta tour lagi-lagi dihajar dengan tanjakan yang benar-benar membuat emosi. Tanjakannya tidak curam, tetapi puanjang dan tidak ada jalan datarnya sama sekali. Benar-benar menuntut kesabaran yg luar biasa dari peserta tour. Setelah menempuh jarak 14,6 km dari Candi Dasa dan menggowes selama 50 menit 35 detik akhirnya sampai juga di pit stop ketiga di Amlapura.

Pit stop kali ini istimewa karena peserta disuguhi banyak makanan. Setelah menikmati buah-buahan dan minuman peserta dipersilahkan utk menikmati mekanan yg telah dipersiapkan oleh panitia. Acara makan kali ini dilakukan dengan adat megibung (makan rame2 ala bali). Saya dan 5 org rekan b2w bali menikmati makanan yg telah tersedia di depan mata. Entah karena lapar atau krn enak makanan tersebut kami sikat sampai ludes, bahkan kelompok kami yg menghabiskan makanan paling cepat :D hehehehe.....















Setelah menikmati makanan dan istirahat sejenak rombongan melanjutkan perjalanan terakhir menuju Seraya. Jarak tempuh yang dilalui tidak begitu jauh hanya 9,85 km tetapi ditempuh dalam waktu 45 menit 55 detik. Waktu terlama yg saya perlukan utk menempuh jarak 9,85km, biasanya sih hanya 20-25 menit. Rute terakhir benar-benar menguras tenaga. Awalnya sih peserta disuguhi turunan dan turunan,tetapi km menjelang finis fisik peserta benar-benar ditantang. Tanjakan demi tanjakan harus ditaklukkan dan kali ini tanjakan tanpa turunan. Puncaknya adalah 2km menjelang puncak, peserta disiksa dengan tanjakan curam dengan kemiringan 45 derajat tanpa jalan datar. Kloter pertama yg berhasil sampai puncak sekitar 10 orang. Hampir semua peserta tidak kuat dan meloding sepedanya ke dalam pick up. Rute kali ini memakan korba seorang pesepeda yg jatuh ke jurang. Untungnya bapak yang jatuh tidak sampai samapi meninggal, tetapi tangan kanannya patah.















Setelah istirahat sejenak dan semua peserta sudah berkumpul maka perjalanan dilanjutkan melihat tangki air dan selesailah Tour de Karangasem.















Ketika peserta yg lain meloding sepedanya ke atas pick up dan bersiap pulang, saya dan rekan b2w bali memutuskan utk mengambil bonus turunan yg td kali lewati. Benar-benar turunan yg mengasikkan. Setelah habis turunannya barulah sepeda kami loading ke pick up. Tenaga kami benar-benar habis hari itu. Utk mengisi tenaga yg habis kami memutuskan utk makan sate lilit di klungkung. Benar-benar enaaakkk.....















Perjalanan bersepeda yg benar-benar menyenangkan. Next time pengen offroad di bali.

Kamis, 06 November 2008

Baliii.....here i comes.....

Wah, akhirnya jd jg rencana saya ke bali. Stlh hunting travel2 yg ke bali akhirnya dpt jg travel yg mau ngangkut serta sepeda saya :D hehehe.....Semlm hbs packing2 sepeda, lepas ban dpn+blkg, lepas seatpost, lepas handle bar, dan akhirnya masukin dalam tas sepeda. Ternyata tas sepeda yg dibeli muat juga, malah byk ruang kosong yg bisa dimanfaatin buat ngangkut tas+bladder, helm, toolkit, dll.
Rencana travel brkt sekitar jam 7 malam dan sampai di bali jam 6 pagi. Btw, blm dpt penginapan neh. Tp atas saran bbrp rekan di bali sebaiknya lsng dtng ke poppies aja, katanya sih byk penginapan disana. Maklum, dana cekak sehingga jd bikepacker :D Bikepacker lho, bukan backpacker :D hehehe.....
Rencana di bali jalan2 dan hr minggu diajak baksos ke karangasem sm rekan2 b2w chapter bali. Wah, jarak tempuhnya lumayan jauh, 80 km!!!
Semoga saja tdk ada hambatan dan rintangan yg berarti selama perjalanan.
Amiiinnn.....

Selasa, 21 Oktober 2008

Kemang, 19 Oktober 2008

Kemang alias kebun mangga, itulah nama diberikan pd lokasi yg biasa dipakai offroad oleh teman-teman b2w. Minggu, 19 Oktober 2008, saya dan teman-teman b2w untuk yang kedua kalinya menjajal trek offroad di kemang. Sebenarnya klo dibilang trek offroad ya ndak pantes. Sejatinya kami bersepeda melewati jalan-jalan yang biasa dipakai oleh petani setempat. Namun krn jalannya tanah maka tidak mengapalah klo disebut trek offroad.

Minggu pagi kami kumpul, dan rombongan berangkat pukul 06.10 WIB. Ada sekitar 11 orang yang ikut bergabung untuk menjajal trek di Kemang. Sebelum mencapai Kemang kami harus menggenjot sepeda sejauh 12 km. Setelah istirahat sejenak dan menunggu salah satu rekan di G Walk Ciputra, perjalan kami lanjutkan menuju Kemang. Dalam perjalanan tak jarang kami harus berhenti dan menuntun sepeda dikarenakan rute yang tidak mendukung.

Sekitar 45 menit kami menjelajah di Kemang. Alhamdulillah tidak ada halangan yang berarti, hanya ada salah seorang rekan yang terjatuh+kakinya luka. Dalam perjalan pulang pun ada salah saerang rekan yang terjatuh, tp Alhamdulillah tidak sampai terluka. Akhirnya saya sampai rumah jam 10.00. Perjalan ke Kemang kali ini tidak hanya memberi kesan offroad, tp juga memberi kesan pada kulit saya karena ternyata kulit saya jadi gosong dan belang-belang :D hehehehe.........

Rabu, 08 Oktober 2008

Hujan Pertama, 8 Oktober 2008

Setelah sekian lama mengalami musaim kemarau, kemarin, 8 Oktober 2008, Surabaya merasakan hujan pertama. Hujan kemarin sore-malam juga menjadi indikator masuknya musim penghujan di Surabaya. Dalam beberapa tahun terakhir surabaya sering mengalami pengunduran waktu penghujan dan percepatan musim kemarau. Jika kota-kota lain sudah hujan, Surabaya baru merasakan hujan 1 bulan kemudian. Sebaliknya dengan musim kemarau, ketika kota-kota lain masih mengalamai musim penghujan, Surabaya sudah panas terlebih dahulu.

Dari hasil pemantauan dan korespondensi, ternyata hujan juga turun di beberapa kota di Jawa dan Bali. Hal ini seakan mengindikasikan bahwa hujan kemarin merupakan pembuka musim penghujan di Jawa dan Bali, bahkan di Indonesia. Bagi petani, hal ini tentu saja merupakan kabar gembira sekaligus berduka. Petani bergembira karena mereka bisa berladang lagi tanpa khawatir akan pasokan air untuk irigasi. Petani juga berduka, karena takut terjadi curah hujan yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan mereka gagal panen.

Kabar masuknya musim penghujan juga dikhawatirkan oleh sodara-sodara di Bali sebab tanggal 18-24 Oktober 2008 ada perhelatan Asian Beach Games di Bali. Musim penghujan diharapkan tidak menggangu perhelatan akbar yang pertama kalinya diadakan di dunia. Semoga saja masuknya musim penghujan di Bali tidak menggangu rencana saya untuk berliburan di Bali pada bulan depan :D hehehehehe...............


Semoga masuknya musim penghujan ini bisa memberi rahmat dan berkah bagi kita semua.
Amiiinnn.....

Selasa, 07 Oktober 2008

Jangan Pernah Lagi Bertanya.....

Jodoh serasa ringan diucap, tapi rumit dalam realita.
Kebanyakan orang ketika berbicara soal jodoh selalu
bertolak dari sebuah gambaran ideal tentang kehidupan
rumah tangga. Otomatis dia lalu berpikir serius
tentang kriteria calon idaman. Nah, di sinilah segala
sedu-sedan pembicaraan soal jodoh itu berawal. Pada
mulanya, kriteria calon hanya menjadi ‘bagian
masalah’, namun kemudian justru menjadi inti
permasalahan itu sendiri.

Di sini orang berlomba mengajukan “standardisasi”
calon: wajah rupawan, berpendidikan tinggi, wawasan
luas, orang tua kaya, profesi mapan, latar belakang
keluarga harmonis, dan tentu saja kualitas keshalihan.

Ketika ditanya, haruskah seideal itu? Jawabnya ringan,
“Apa salahnya? Ikhtiar tidak apa, kan?” Memang, ada
juga jawaban lain, “Saya tidak pernah menuntut. Yang
penting bagi saya calon yang shalih saja.” Sayangnya,
jawaban itu diucapkan ketika gurat-gurat keriput mulai
menghiasi wajah. Dulu ketika masih fresh, sekadar
senyum pun mahal.

Tidak ada satu pun dalih, bahwa peluang jodoh lebih
cepat didapatkan oleh mereka yang memiliki sifat
superior (serbaunggul). Memperhitungkan kriteria calon
memang sesuai sunnah, namun kriteria tidak pernah
menjadi penentu sulit atau mudahnya orang menikah.Pengalaman riil di lapangan kerap kali
menjungkirbalikkan prasangka-prasangka kita selama
ini.

Jodoh, jika direnungkan, sebenarnya lebih bergantung
pada kedewasaan kita. Banyak orang merintih pilu,
menghiba dalam doa, memohon kemurahan Allah, sekaligus
menuntut keadilan-Nya. Namun prestasi terbaik mereka
hanya sebatas menuntut, tidak tampak bukti kesungguhan
untuk menjemput kehidupan rumah tangga.

Mereka bayangkan kehidupan rumah tangga itu indah,
bahkan lebih indah dari film-film picisan ala bintang
India, Sahrukh Khan. Mereka tidak memandang bahwa
kehidupan keluarga adalah arena perjuangan, penuh liku
dan ujian, dibutuhkan napas kesabaran panjang, kadang
kegetiran mampir susul-menyusul. Mereka hanya siap
menjadi raja atau ratu, tidak pernah menyiapkan diri
untuk berletih-letih membina keluarga.

Kehidupan keluarga tidak berbeda dengan kehidupan
individu, hanya dalam soal ujian dan beban jauh lebih
berat. Jika seseorang masih single, lalu dibuai
penyakit malas dan manja, kehidupan keluarga macam apa
yang dia impikan?

Pendidikan, lingkungan, dan media membesarkan generasi
muda kita menjadi manusia-manusia yang rapuh. Mereka
sangat pakar dalam memahami sebuah gambar kehidupan
yang ideal, namun lemah nyali ketika didesak untuk
meraih keidealan itu dengan pengorbanan. Jika harus
ideal, mereka menuntut orang lain yang menyediakannya.
Adapun mereka cukup ongkang-ongkang kaki. Kesulitan
itu pada akhirnya kita ciptakan sendiri, bukan dari
siapa pun.

Bagaimana mungkin Allah akan memberi nikmat jodoh,
jika kita tidak pernah siap untuk itu? “Tidaklah Allah
membebani seseorang melainkan sekadar sesuai
kesanggupannya.” (QS Al Baqarah, 286). Di balik
fenomena “telat nikah” sebenarnya ada bukti-bukti
kasih sayang Allah SWT.

Ketika sifat kedewasaan telah menjadi jiwa, jodoh itu
akan datang tanpa harus dirintihkan. Kala itu hati
seseorang telah bulat utuh, siap menerima realita
kehidupan rumah tangga, manis atau getirnya, dengan
lapang dada.

Jangan pernah lagi bertanya, mana jodohku? Namun
bertanyalah, sudah dewasakah aku?


http://cure-style.blog.friendster.com/2007/03/jangan-pernah-lagi-bertanya/

Senin, 06 Oktober 2008

Selepas Mudik, Kerja Lagi

Setelah 9 hari libur lebaran, akhirnya tgl 6 Oktober gw kerja lagi. Selama mudik kemarin ternyata masih sama seperti mudik2 tahun sebelumnya, ke rumah sodara2 untuk bersilaturahmi dan jalanan yang padat dan merayap. Jalanan yang padat selama mudik membuat banyak pemudik memutar otak mencari jalan alternatif, termasuk gw :D hehehe.....

Biasanya gw dari klaten ke ponorogo lewat ngawi, tp karena jalan dari ngawi ke ponorogo ada yang diperbaiki akhirnya gw mutusin lewat wonogiri. Selepas sukoharjo, jalanan mulai meliuk2 naik turun, tipe jalanan yang gw suka. Akhirnya gw geber dah mobil naik turun meliuk2, tapi sayangnya gak bisa maksimal ngegebernya soalnya jalanan lumayan rame. Ada beberapa titik yang menurut gw asik dan ternyata keluarga gw juga demen :D hehehe.....

Pas pulang ke surabaya pun begitu. By pass mojokerto ditutup karena arus lalu lintas ke jombang yang padat. Akhirnya gw diarahkan lewat mojokerto kota. Wah, macet banget tapi untungnya gak macet total. Perjalanan ponorogo-surabaya yang biasanya cm 4 jam jadi 6 jam.

Kemarin, gw masuk kantor lagi. Kerja hari kemarin dimulai silaturahmi dengan seluruh pegawai dan manajemen. Load pekerjaan ndak begitu banyak sehingga banyak rekan kerja yang masuk cuma 1/2 hari. Hari pertama kerja gw naik mobil, tp besok gw mau bike 2 work lagi aaahhhh.....

Kamis, 25 September 2008

Harvard Vs Stanford

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng
suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun
dari kereta api di Boston , dan berjalan dengan
malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University .

Sesampainya disana sang sekretaris Universitas
langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang
kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di
Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di
Cambridge .

"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang
pria lembut.

"Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris
cepat.

"Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka,
dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya
akan
patah semangat dan pergi.

Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai
frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan
kepada sang pemimpinnya.

"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa
menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan
Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan
mengangguk.
Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk
mereka.

Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju
pudar dan pakaian usang di luar kantornya, rasa tidak
senangnya sudah muncul.

Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju
pasangan tersebut. Sang wanita berkata padanya,

"Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun
pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan
bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia
meninggal karena kecelakaan.
Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu
tempat di kampus ini. bolehkah?"
tanyanya, dengan
mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya
bahkan memerah.
Dia tampak terkejut.

"Nyonya," katanya dengan kasar,
"Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang
yang masuk Harvard dan meninggal.
Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti
kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat,
"Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan.
Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya.
Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang
yang mereka kenakan dan berteriak,

"Sebuah gedung?!
Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung?
Kalian perlu memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya
untuk bangunan fisik Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam.
Sang Pemimpin Harvard senang.
Mungkin dia bisa terbebas dari mereka
sekarang.

Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan,
"Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah
universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?"

Suaminya mengangguk.
Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan
pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto , California ,
di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang
menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk
seorang anak yang tidak lagi dipedulikan oleh Harvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University ,
salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Pesan Moral :
Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh
baju, dan lalai.
Padahal, baju hanya bungkus, apa yang
disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai.
Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju,
acap menipu.